.comments-page { background-color: #00BFFF;} #blogger-comments-page { padding: 0px 5px; display: none;} .comments-tab { float: left; padding: 5px; margin-right: 3px; cursor: pointer; background-color: #f2f2f2;} .comments-tab-icon { height: 14px; width: auto; margin-right: 3px;} .comments-tab:hover { background-color: #eeeeee;} .inactive-select-tab { background-color: #d1d1d1;}
DFN. Powered by Blogger.

SELAMAT DATANG DI DAFONE'S NOTE

Nge-Blog'e arek Go-Blog

Ibu Melihat Hantu???



            Postingan ini masih ada hubungannya dengan postingan sebelumnya yang menceritakan pengalaman Wawan yang melihat SOSOK PUTIH TANPA WAJAH di halaman rumahnya. Kali ini Aku mencoba sharing tentang cerita ibuku saat masih muda dulu dan tentunya belum ada diriku. Sebelum kejadian yang dialami Wawan, Ibu pernah bercerita bahwa beliau pernah mengalami hal-hal yang tidak masuk akal.
            Saat itu, Ibu sudah menikah dengan Ayah dan ayah bekerja sebagai pegawai di Pabrik Gula. Ibu memang sangat sayang pada Ayah, Sehingga apapun akan dilakukan untuk memenuhi keinginan Ayah. Ayah memang Aneh dan keinginannya terkadang merepotkan Ibu. Hingga suatu malam, ayah mengatakan kalau beliau ingin minum sprite.
            Keinginan Ayah memang bisa ditunda karena waktu sudah malam dan semua warung terdekat tutup. Namun ada warung yang buka hingga subuh, warung itu berada lumayan jauh di dekat pabrik gula. Ibu terlalu sayang pada Ayah dan ingin menuruti keinginannya karena Ayah sedang sakit. Juga ibu ingin membeli sesuatu juga di toko sana.
            Ketika Ibu minta izin untuk membeli di dekat pabrik yang jaraknya lumayan jauh, Ayah sudah melarangnya. Namun banyak alasan yang memperkuat Ibu berangkat. Ibu juga berencana membeli Nasi bungkus di dekat pabrik, karena Ayah hanya makan sekali seharian. Akhirnya bulatlah tekad Ibu berangkat menuju warung di dekat pabrik.
            Tak ada yang aneh, hanya jalan yang sepi dengan penerangan yang kurang. Suara jangkrik terdengar di kejauhan, dan beberapa kelelawar berterbangan dan sesekali membentuk bayangan hitam. Saat mendekati sebuah pertigaan, Ibu melihat seorang laki-laki yang menaiki sepeda ontel dari arah depan dan perlahan mendekat.
            Ibu pun berhenti, menunggu siapa sosok itu. Andai saja sosok yang tidak dikenal Ibu bisa pulang ke rumah karena perjalanannya hanya beberapa meter dari rumah. Semakin lama laki-laki itu semakin mendekat dan ternyata itu adalah pak herman teman sepabrik ayah dulu. Ibu pun merasa lega, karena laki-laki itu adalah pak herman yang ibu kenal.
            Namun pak herman terlihat aneh, dia menggayuh sepedanya dengan sekuat tenaga bagaikan membawa beban yang sangat berat. Ibu pun berhenti melangkahkan lkakinya dan melihat pak herman dengan wajah heran. Dan tiba-tiba sosok putih melompat dari boncengan pak herman menuju pekarangan Rumah wawan yang saat itu di tumbuhi pohon pisang. Pak herman pun kehilangan keseimbangan membuat sepedanya hampir roboh.
            Namun pak herman masih bisa menjaga keseimbangan dan melihat ke arah ibu. Ibu mencoba menyapa pak herman dan pak herman baru menyadari Ibu yang berada agak jauh di hadapannya. Pak herman mendekati ibu dan menanyakan kemana Ibu mau pergi. Saat ibu mengatakan ingin ke warung dekat pabrik, Ibu melihat sosok putih itu bersembunyi di lebatnya pohon pisang.
            Ibu pun bertanya kepada pak herman, siapa sosok putih yang diboncengnya dan turun melompat dengan cepat ke rimbunan pohon pisang. Pak herman heran dengan pertanyaan ibu dan melihat kearah pepohonan pisang, pak herman hanya mengatakan bahwa dia tidak bersama siapa-siapa dan tak ada siapa-siapa di pohon itu.
            Ibu pun juga tak melihat sosok putih itu, dan masih dibuat penasaran dengan apa yang dilihatnya. Kemudian ibu bertanya lagi kepada pak herman, kenapa pak herman terlihat hampir terjatuh ketika berada di pertigaan. Pak herman hanya menjawab bahwa pak herman merasa sepedanya berat saat digayuh. Beratnya sudah terasa saat pak herman pulang kerja di pabrik malam itu.
            Ketika sampai di pertigaan, tiba-tiba pak herman merasa sepedanya kembali normal dan tidak bisa menguasai kekuatannya yang digunakan untuk menarik sepeda yang berat. Saat pak herman bercerita tiba-tiba ada suara seperti sesuatu yang jatuh ke dedaunan Pohon pisang. Mendengar itu, Ibu pun berlari ke rumah dan dibelakangnya pak herman juga berlari ketakutan.
            Di pagi hari, Ibu pergi ketempat itu lagi dan melihat apakah ada pohon pisang yang roboh. Ternyata tidak ada apa-apa di tempat itu dan semua terlihat Normal. Ibu pun berfikir apa yang sebenarnya melompat dari boncengan pak herman. Hantukah??? Atau sekedar halusinasi Ibu??? Ibu hanya bisa bercerita apa yang sebenarnya dilihatnya tanpa memastikan apa dan siapa sosok putih itu.

Sekian cerita dari bundaku, nama tokohnya diganti... hehehe
0

SOSOK PUTIH TANPA WAJAH



Hadeh… Percaya gak percaya tentang penampakan yang dialami oleh tetanggaku yang bikin merinding saat mendengar ceritanya. Ini mengenai Sosok berkain putih dengan rambut panjang yang turun perlahan di depan rumah temanku. Baiklah begini ceritanya.

Temanku bernama Ali, dia punya keponakan bernama Wawan yang saat itu masih kecil. Wawan memang senang bermain di teras rumah setelah pulang dari mengaji. Maklumlah di desaku anak yang belajar ngaji dimulai sebelum maghrib dan pulangnya setelah isyak.

Ali yang juga pulang dari mengaji masih berdiri di jalan dan mengobrol dengan Ayah wawan. Sedangkan wawan langsung menuju rumah, jarak rumah dan jalan desa cukup luas karena halaman keluarga wawan memang benar-benar luas.

Ketika sedang asyik mengobrol dengan ayah wawan, Ali sempat melihat suatu gerakan cepat di atas genteng rumah wawan. Dan saat bersamaan wawan sudah naik ke teras rumah dan masuk ke dalam rumah. Ali mengira kalau bayangan itu hanyalah halusinasinya saja dan obrolan pun berlanjut dan dinyamankan dengan tempat duduk dari beton yang ada di pinggir jalan.

Tak lama kemudian, wawan keluar dari rumahnya dan saat di teras rumah, Wawan memanggil ayahnya dari teras rumah. “Ayah… Ibu kemana?” tanya wawan dari jauh. “Masih di rumah bu lek, tunggu aja wan.” kata Ayah Wawan. Ali saat itu hanya tersenyum dan mencoba menakuti Wawan, namun Ali mengurungkan niatnya karena dia tahu bahwa Wawan terkenal penakut.

Beberapa menit kemudian, Ali lagi-lagi melihat bayangan putih yang bergerak cepat di atas genteng rumah Wawan. Sedangkan Wawan berada di teras dengan posisi tiduran. Namun lagi-lagi Ali menganggapnya hanyalah halusinasinya saja dan melanjutkan obrolannya dengan ayah Wawan. Namun beberapa menit kemudian terdengar suara jeritan Wawan dari teras rumah dan saat kulihat ada bayangan putih bergerak dari halaman rumah ke atas dan menghilang.

Ayah wawan juga sempat melihatnya dan berlari menuju Wawan yang sudah tak sadarkan diri. Para tetangga yang mendengar jeritan Wawan datang melihat dan semakin terjadi kepanikan. Banyak pertanyaan tentang apa yang terjadi, namun Ali tidak bisa mengatakan hal yang tak masuk akal itu dan menunggu Wawan sadar.

Hingga Akhirnya wawan tersadar, dan dia masih ketakutan. Ayahnya mencoba menenangkannya namun, dia masih ketakutan hingga akhirnya Ibunya datang memeluk Wawan. Saat itu juga Wawan menangis dan perlahan menjadi tenang.

Saat ditanya oleh ayahnya, Wawan hanya bercerita bahwa ada bayangan putih turun dari atas perlahan dan mencoba bercermin di kaca rumah Wawan. Wawan mengira itu adalah asap namun saat sosok itu terlihat jelas Wawan menjerit ketakutan. Saat ditanya Seperti apa wajahnya, wawan hanya bercerita tidak tahu karena wajahnya tidak ada mata, hidung, dan mulut Cuma terlihat rata oleh kulit yang berwarna abu-abu.

Ali juga menegaskan cerita Wawan kepada para tetangga, bahwa sebelumnya dia melihat sosok putih itu bergerak cepat di atas genteng, dan saat ketiga kalinya Ali melihat sosok itu terbang dari depan rumah dan menghilang.

Setelah kejadian itu, Wawan tidak berani di rumah sendirian dan Ali pun juga sering melihat keanehan yang berada di sekitar rumah itu. Mendengar cerita Ali, aku jadi teringat saat Ibuku bercerita tentang kejadian Aneh yang dialaminya saat sebelum Aku dilahirkan. Sosok putih yang melompat ke Halaman Rumah Wawan. Hadeh… jadi tambah merinding mengingat cerita itu dan sedikit parno jika lewat tempat itu, tapi sekarang sudah tidak lagi karena mulai rame dan penerangannya sangat terang. OK sekian dan wasalam... hehehe
0

Recent Post

Related Post

Buku Tamu

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Dafone's Note - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Free Templates Blogger