Postingan ini masih ada hubungannya
dengan postingan sebelumnya yang menceritakan pengalaman Wawan yang melihat SOSOK
PUTIH TANPA WAJAH di halaman rumahnya. Kali ini Aku mencoba sharing tentang
cerita ibuku saat masih muda dulu dan tentunya belum ada diriku. Sebelum
kejadian yang dialami Wawan, Ibu pernah bercerita bahwa beliau pernah mengalami
hal-hal yang tidak masuk akal.
Saat itu, Ibu sudah menikah dengan
Ayah dan ayah bekerja sebagai pegawai di Pabrik Gula. Ibu memang sangat sayang
pada Ayah, Sehingga apapun akan dilakukan untuk memenuhi keinginan Ayah. Ayah
memang Aneh dan keinginannya terkadang merepotkan Ibu. Hingga suatu malam, ayah
mengatakan kalau beliau ingin minum sprite.
Keinginan Ayah memang bisa ditunda
karena waktu sudah malam dan semua warung terdekat tutup. Namun ada warung yang
buka hingga subuh, warung itu berada lumayan jauh di dekat pabrik gula. Ibu
terlalu sayang pada Ayah dan ingin menuruti keinginannya karena Ayah sedang
sakit. Juga ibu ingin membeli sesuatu juga di toko sana.
Ketika Ibu minta izin untuk membeli
di dekat pabrik yang jaraknya lumayan jauh, Ayah sudah melarangnya. Namun
banyak alasan yang memperkuat Ibu berangkat. Ibu juga berencana membeli Nasi
bungkus di dekat pabrik, karena Ayah hanya makan sekali seharian. Akhirnya
bulatlah tekad Ibu berangkat menuju warung di dekat pabrik.
Tak ada yang aneh, hanya jalan yang
sepi dengan penerangan yang kurang. Suara jangkrik terdengar di kejauhan, dan
beberapa kelelawar berterbangan dan sesekali membentuk bayangan hitam. Saat mendekati
sebuah pertigaan, Ibu melihat seorang laki-laki yang menaiki sepeda ontel dari
arah depan dan perlahan mendekat.
Ibu pun berhenti, menunggu siapa
sosok itu. Andai saja sosok yang tidak dikenal Ibu bisa pulang ke rumah karena
perjalanannya hanya beberapa meter dari rumah. Semakin lama laki-laki itu
semakin mendekat dan ternyata itu adalah pak herman teman sepabrik ayah dulu. Ibu
pun merasa lega, karena laki-laki itu adalah pak herman yang ibu kenal.
Namun pak herman terlihat aneh, dia
menggayuh sepedanya dengan sekuat tenaga bagaikan membawa beban yang sangat
berat. Ibu pun berhenti melangkahkan lkakinya dan melihat pak herman dengan
wajah heran. Dan tiba-tiba sosok putih melompat dari boncengan pak herman
menuju pekarangan Rumah wawan yang saat itu di tumbuhi pohon pisang. Pak herman
pun kehilangan keseimbangan membuat sepedanya hampir roboh.
Namun pak herman masih bisa menjaga
keseimbangan dan melihat ke arah ibu. Ibu mencoba menyapa pak herman dan pak
herman baru menyadari Ibu yang berada agak jauh di hadapannya. Pak herman
mendekati ibu dan menanyakan kemana Ibu mau pergi. Saat ibu mengatakan ingin ke
warung dekat pabrik, Ibu melihat sosok putih itu bersembunyi di lebatnya pohon
pisang.
Ibu pun bertanya kepada pak herman,
siapa sosok putih yang diboncengnya dan turun melompat dengan cepat ke rimbunan pohon pisang. Pak herman heran dengan pertanyaan ibu dan melihat kearah
pepohonan pisang, pak herman hanya mengatakan bahwa dia tidak bersama siapa-siapa
dan tak ada siapa-siapa di pohon itu.
Ibu pun juga tak melihat sosok putih
itu, dan masih dibuat penasaran dengan apa yang dilihatnya. Kemudian ibu
bertanya lagi kepada pak herman, kenapa pak herman terlihat hampir terjatuh
ketika berada di pertigaan. Pak herman hanya menjawab bahwa pak herman merasa
sepedanya berat saat digayuh. Beratnya sudah terasa saat pak herman pulang
kerja di pabrik malam itu.
Ketika sampai di pertigaan,
tiba-tiba pak herman merasa sepedanya kembali normal dan tidak bisa menguasai
kekuatannya yang digunakan untuk menarik sepeda yang berat. Saat pak herman
bercerita tiba-tiba ada suara seperti sesuatu yang jatuh ke dedaunan Pohon
pisang. Mendengar itu, Ibu pun berlari ke rumah dan dibelakangnya pak herman
juga berlari ketakutan.
Di pagi hari, Ibu pergi ketempat itu
lagi dan melihat apakah ada pohon pisang yang roboh. Ternyata tidak ada apa-apa
di tempat itu dan semua terlihat Normal. Ibu pun berfikir apa yang sebenarnya
melompat dari boncengan pak herman. Hantukah??? Atau sekedar halusinasi Ibu??? Ibu
hanya bisa bercerita apa yang sebenarnya dilihatnya tanpa memastikan apa dan
siapa sosok putih itu.
Sekian cerita dari bundaku, nama tokohnya diganti... hehehe
Sekian cerita dari bundaku, nama tokohnya diganti... hehehe
0 comments:
Post a Comment
Terimakasih Atas Kritik dan saran anda... karena kritik dan saran anda adalah apresiasi terhadap kami. :-) mohon likenya :)