Beberapa hari sebelumnya
Para tetangga di rumah pada antar bubur ke rumah. Bubur yang kumaksud adalah
bubur yang terbuat dari tepung ketan terus dibentuk bulat menyerupai kelereng,
dengan kuah kental aroma gula merah berwarna coklat yang sangat menggoda
selera. Banyak Versi mengenai bubur ini, Orang-orang Madura menemainya dengan “Tajin
Plokor” (Tajin=Bubur, Plokor=Bulat) kalau orang jawa bilang jenang glundur.
Umumnya
Bubur ini disajikan pada bulan Safar dalam kalender Hijriah. Karena ini Adanya
dibulan safar maka Aku namai bubur ini sebagai “Bubur Safar”. Tak ada ketentuan
atau peraturan yang mewajibkan warga membuat bubur ini. Namun hal ini sudah
menjadi tradisi yang sebagian warga beranggapan untuk menghilangkan Na’as/Apes/Hal
buruk.
Namun
tak semua orang beranggapan begitu, sebagian lagi membuat bubur dan dibagikan
ke para tetangga merupakan kebiasaan turun-temurun dan sebagai bentuk kerukunan
bertetangga dengan niatan bersodakoh. Hehehe. Nah kalau di desa sebaung sendiri Masih banyak yang melakukan adat seperti itu. Contohnya beberapa hari yang lalu, Pas tanggal 10 safar di rumah banyak mangkok berisi bubur. Saat ku tanya dari siapa eh ternyata para tetangga bebarengan membuat bubur, dan sebelumnya tanggal 1 safar Ibu dan Kakak juga sudah membuat dan dibagikan. Sebenarnya ini bukan meminta balesan atau saling bertukar makanan, Namun beberapa orang beranggapan kalau gak ikut buat gak enak jadinya.
Ada segi negatifnya sih mengenai adat seperti ini, ini menyakut Ekonomi Warga yang pas-pasan. Kalau dihari sepeti ini Warga yang tidak membuat bubur dan dirinya banyak dapat dari orang maka dia akan merasa tak nyaman dan terpaksa harus ngutang kesana-kemari. Menurutku sih tak masalah jika tidak melakukan adat seperti itu, tidak usah berfikiran negatif tentang keselamatan deh. Minta aja pertolongan Allah agar selalu diberi keselamatan, itu pun sudah pasti dan tidak harus mengeluarkan duit.
Namun, ada Trik lain untuk menghemat biaya pengeluaran, beberapa ibu-ibu membuat bubur bukan dari tepung ketan melainkan dari Bubu Mutiara yang sudah siap pakai. Selain itu Ada juga yang tak mau repot dan hanya membuat Ketan yang ditaburi parutan kelapa. hal ini cara untuk berhemat dan masih bisa besodakoh kepada warga sekitar. itulah Adat yang masih berlangsung di desaku yakni desa sebaung, kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Berikut Foto-foto Bubu Safar/Tajin Plokor(bhs madura)/Bubur glondor (kata orang jawa). Berikut disajikan Jenang safar yang kemarin sempat bertaburan di rumah. hehehe
Penyajian pakai seterofoam (lebih ringkas)
(Kolak Pisang Ketan, Ada kolangkalingnya juga loh)
Sekian postingan kali ini, Semoga bermanfaat dan menambah wawasan. :-)
0 comments:
Post a Comment
Terimakasih Atas Kritik dan saran anda... karena kritik dan saran anda adalah apresiasi terhadap kami. :-) mohon likenya :)